I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Vanili
merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi,
jika dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Penggunaan vanili telah
meluas keberbagai aspek pasar, sehingga didalamnya melibatkan berbagai jenis
aspek-aspek pemasaran. Akan tetapi seringkali perkembangan pasar vanili tidak
memiliki kestabilan, sehingga seringkali terjadi fluktuasi pemasaran vanili.
Secara harfiah, baik buruknya
kualitas pasar dari komoditas vanili, tidak hanya ditentukan oleh kualitas dari
tanaman vanili itu sendiri. Ada banyak hal yang menentukan kualitas pasar
vanili, diantaranya adalah petani, pengumpul, eksportir. Serta tata niaga yang
digunakan dalam system pasar.
Perkembangan pengolahan vanili tidak hanya melibatkankan lingkungan domestik, akan tetapi juga melibatkan lingkungan global, sebagai tujuan utama dalam rantai pasar perdagangan vanili. Semakin lama, atau semakin panjang rantai tata niaga yang dilalui, maka semakin besar pengaruh yang diberikan terhadap kualitas jual beli dari vanili, khusunya berpengaruh pada harga jual vanili itu sendiri.
Perkembangan pengolahan vanili tidak hanya melibatkankan lingkungan domestik, akan tetapi juga melibatkan lingkungan global, sebagai tujuan utama dalam rantai pasar perdagangan vanili. Semakin lama, atau semakin panjang rantai tata niaga yang dilalui, maka semakin besar pengaruh yang diberikan terhadap kualitas jual beli dari vanili, khusunya berpengaruh pada harga jual vanili itu sendiri.
Disamping
itu, dalam rangka memenuhi komitmen nasional, pemerintah melalui UU No. 25
Tahun 2000 tentang PROPENAS tahun 2000 – 2004 telah ditetapkan program
peningkatan ketahanan pangan yang bertujuan :
1) Meningkatkan
keanekaragaman produksi, ketersediaan
dan konsumsi pangan bersumber pangan ternak, ikan, tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan produk-produk olahannya,
2) Mengembangkan
kelembagaan pangan yangmenjamin peningkatan produksi serta konsumsi pangan yang
lebih beragam,
3) Mengembangkan
bisnis pangan dan
4) Menjamin
ketersediaan gizi dan pangan bagi masyarakat. Namun dalam banyak kenyataan
masih sering dijumpai kelemahan dalam mengembangkan produk-produk pertanian
yang salah satunya disebabkan oleh kurang perhatiannya terhadap masalah-masalah
pemasaran.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimanakah
teknik budidaya tanaman vanili ?
2.
Apakah
kegunaan vanili ?
3.
Bagaimanakah
nilai ekonomi, jalur pemasaran, dan aspek pemasaran vanili ?
II.
TEKNIK BUDIDAYA
A.
BUDIDAYA TANAMAN VANILI
1.
PEMBIBITAN
a. Seleksi Bibit
· Jenis
vanili bernilai ekonomi yaitu Vanilla planifolia Andrews, Vanilla tahitensis
JW. Moore,
· Vanilla
pompanoSyarat bibit generatif : tulen, punya sifat yang hampir sama dengan
induknya; murni, biji tidak tercampur dengan yang berkualitas jelek; biji dalam
kondisi segar dan sehat; bibit vegetatif : tanaman induk sehat dan cukup umur,
sudah mengeluarkan sulur dahan yang kuat, tanaman induk belum atau jangan
sampai berbuah.
b. Penyiapan Bibit
·
Bibit generatif berasal dari biji yang unggul.
·
Bibit Vegetatif dengan stek,
·
Kultur Jaringan.
c. Teknik Penyemaian Benih
Bibit disemai dalam
tanah berpasir supaya akar mudah tumbuh. Tempat penyemaian harus teduh.
d. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Penyiraman setiap
hari, tidak boleh terlalu basah. Bibit yang jelek disingkirkan.
e. Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit ke
lapangan tergantung asal bibit, yaitu bibit stek sekitar umur 1-2 bulan, bibit
biji waktunya lama.
2.
PENGOLAHAN
MEDIA TANAM
a. Pengolahan
lahan dikerjakan pada pertengahan musim kemarau supaya pohon pelindung dapat
ditanam, cek kondisi tanah.
b. Bersihkan
lahan dari gulma dan dibajak.
c. Buat
jalur bedengan, lebar 80-120 cm dan lebar parit 30-50 cm.
d. Lakukan
pengapuran bila kondisi tanah terlalu asam.
3.
PENANAMAN
a. Penanaman
di tengah bedengan, pola tanam monokultur.
b. Buat
lubang tanam dekat tanaman penegak berukuran panjang, lebar dan dalam antara
20x15x10 cm, 25x20x12 cm dan 30x25x15 cm.
c. Tanam
stek dengan cara memasukkan 3 ruas seluruhnya ke dalam lubang secara mendatar
agar akar tumbuh cepat dan sempurna
d. Tutup
dengan tanah galian yang dicampur dengan pupuk kandang.
e. Stek
bibit bagian atas yang tidak terbenam dalam tanah diikat pada pohon panjatan dengan
ikatan longgar.
f. Waktu
tanam stek bibit yang baik pada awal musim hujan. Sedangkan stek yang akan
ditanam sebaiknya dibiarkan / dilayukan terlebih dahulu selama 4–7 hari.
4.
PEMELIHARAAN
TANAMAN
a.
Penyulaman
Lakukan pengecekan
setelah umur 2-3 minggu setelah tanam, apabila ada stek yang tumbuh kurang
baik, segera disulam.
b.
Penyiangan dan Pembubunan
Penyiangan dilakukan
sebulan sekali sesudah penanaman sampai pertumbuhan vanili tidak kerdil dan
terlambat. Pembubunan bersamaan dengan penyiangan untuk menjaga bedengan tetap
rapi dan tanah tetap gembur agar air mudah terserap.
c.
Perempelan
·
Perempelan bentuk, memotong 15 cm dari tanaman
yang dilengkungkan dan sisakan 3 cabang terbaik untuk dipelihara agar terbentuk
kerangka tanaman kuat dan seimbang.
·
Perempelan produksi, memotong pucuk sepanjang
10-15 cm menjelang musim berbunga dan saat berbuah untuk merangsang pertumbuhan
generatif terutama pertumbuhan bunga dan buah.
·
Perempelan peremajaan, memotong cabang-cabang
yang sudah pernah berbuah dan cabang-cabang yang sakit.
d.
Pemupukan
·
Tebar pupuk makro di sekitar pohon dan timbun
dengan tanah karena sistem perakaran vanili cukup dangkal. Kebutuhan pupuk
makro per ha per tahun adalah Urea 8 kg, TSP 4 kg, KCl 14 kg, CaCO3 5 – 10 kg,
MgSO4 H2O 2,5
·
5 kg/ha/tahun dan pupuk kandang 10-20
kg/pohon/tahun.
·
Pemupukan diberikan setahun sekali.
e.
Pengairan dan Penyiraman
Tanaman vanili tidak tahan terhadap
kekeringan sehingga pada musim kemarau perlu disiram secukupnya untuk
merangsang pertumbuhan tanaman, perkembangan bunga serta buah.
f.
Pemberian Mulsa & Pendangiran
Pemberian mulsa dapat dilakukan bersamaan
dengan penyiangan dan pendangiran. Bahan mulsa dari hasil pemangkasan pohon
pelindung, tetapi bisa juga serbuk gergaji yang diletakkan di atas permukaan
tanah dekat pohon vanili.
g.
Perambatan
Sistem pagar
sulur-sulur, tanaman vanili dibiarkan menjalar pada pagar yang telah dipasang
secara horisontal. Pagar tempat menjalarnya vanili dapat dibuat dari bambu yang
diikatkan pada pohon yang satu dengan pohon yang lain. Sistem perambatan penunjang
tunggal, tanaman vanili dirambatkan lurus ke atas pada naungannya.
h.
Pemangkasan Pohon Pelindung
Pohon pelindung
dapat digunakan Glyricidia maculate, lamtoro dan dadap. Pemangkasan cabang
dilakukan untuk mempertahankan agar tetap teduh, mempermudah sistem sirkulasi
dan mengatur intensitas sinar matahari.
i.
Pembungaan dan Penyerbukan
Vanili berbunga
setelah berumur 1,5-3 tahun, bunga yang muncul berupa dompolan dan akan mekar
satu bunga secara bergantian. Mekarnya bunga hanya berlangsung 12 jam, yaitu
mulai pukul 24:00 sampai menjelang tengah hari, sesudah itu bunga mulai layu
dan mati. Oleh karena itu penyerbukan bunga dilakukan sekitar pukul 08:00
sampai 10:00. Penyerbukan buatan pada prinsipnya adalah mengangkat/memotong
bibir yang membatasi kepala sari dan kepala putik, kemudian benang sari ditekan
ke kepala putik untuk dilakukan penyerbukan.
5.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
a. Hama
1.
Bekicot
Menyerang dan
merusak batang, bunga dan buah. Aktifitasnya dilakukan pada malam hari.
Pengendalian: secara manual dengan mengambil dan mengumpulkan bekicot satu
persatu kemudian dibakar sekaligus dalam satu lubang.
2. Belalang
pedang
Merusak/memakan daun
muda dan batang vanili. Pengendalian: menyemprotkan PESTONA atau Natural BVR
3. Penggerek
batang
Larva hama ini
merusak/menggerek batang tanaman vanili yang menyebabkan tanaman vanili lambat
laun layu dan mati. Pengendalian penyemprotan PESTONA
4. Ulat
bulu jambul dan ulat geni
Merusak bagian
pucuk, daun, batang dan bunga. Pengendalian: penyemprotan PESTONA
b.
Penyakit
1. Busuk
akar
Gejala: akar hitam,
tanaman menjadi kecoklat-coklatan dan akhirnya mati; biasanya terjadi pada saat
produksi tertinggi pertama kali tercapai. Pengendalian: menjaga kesuburan tanah
dengan pemupukan, pemberian kapur secukupnya, dan mengatur kelembaban.
2.
Busuk batang
Penyebab: jamur
Fusarium batatatis. Gejala: pada batang terjadi bercak-bercak berwarna hitam
yang akan meluas dan melingkar dengan cepat. Batang terserang akan keriput,
berwarna coklat dan akhirnya kering. Pengendalian: mengurangi kelembaban dan
drainase yang baik.
3.
Busuk buah
Ditemukan pada buah vanili
muda. Gejala: muncul bila menyerang pangkal buah muda sehingga banyak buah yang
berguguran dan bila menyerang tengah buah akan hitam, kering selanjutnya mati.
4.
Busuk pangkal batang
Penyebab: Jamur
Sclerotium sp. Gejala: pangkal batang tampak berwarna coklat dan
kebasah-basahan, bagian tanaman yang diserang dan tanah sekitar terdapat
misellium jamur berwarna putih seperti bulu dengan banyak sclerotium warna
coklat. Pengendalian: gunakan bibit bebas busuk pangkal batang.
5.
Bercak coklat pada buah
Penyebab: oleh
cendawan Phytophthora sp. dan menyerang buah vanili yang hampir masak. Gejala:
bercak-bercak coklat tua dan akhirnya busuk. Pengendalian: segera petik buah
terserang kemudian membakarnya.
6.
Bercak coklat pada batang
Penyebab: cendawan
Nectria vanilla, zimm. Gejala: batang tampak bercak coklat yang lama-kelamaan
menghitam dan melingkar ruas dan mati. Pengendalian: potong dan bakar batang
yang terserang.
7.
Antraknosa
Penyebab: jamur
Calospora vanillae, Mass. Gejala: batang, daun, buah berwarna coklat muda
kekuningan tampak licin dan terlihat jelas bagian terserang dan tidak.
Pengendalian: Potong dan bakar bagian terserang, atur kelembaban dan drainase.
8.
Karat merah
Penyebab: Ganggang
Cephaleuros heningsii, Schm. Gejala: bercak pada daun dan terus meluas hingga
daun kering selanjutnya mati. Pengendalian: Singkirkan bagian terserang dan
atur kelembaban kebun dengan pemangkasan pohon pelindung.
9.
Penyakit pascapanen
Penyebab penyakit
yang menyerang vanili setelah dipanen : jamur Aspergillus, Penicillium,
Rhizopus, sp dan Sclerotium, sp. Pengendalian: penanganan pasca panen yang
baik.
Catatan : Jika
Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum dapat mengatasi,
dapat digunakan pestisida kimia yang dianjurkan.
6.
PANEN DAN PASCA PANEN
·
Pemetikan pada umur 240 hari (8 bulan) akan
menghasilkan vanili kering dengan kadar vanillin yang tinggi, kadar abu
terendah, rendemen tertinggi dan kadar air yang aman
·
Ciri-ciri vanili siap dipanen yaitu warna
berubah dari hijau tua mengkilap menjadi hijau muda suram dengan garis-garis
kecil warna kuning yang lambat laun melebar sampai ujung buah
·
Musim panen antara bulan Mei sampai Juli,
sekitar 2 – 3 bulan
·
Cara panen yang terbaik adalah memetik
satu-persatu buah masak tanpa mengganggu buah lain dalam satu tandan yang masih
mentah untuk menjaga mutu vanili.
·
Buah dikumpulkan dalam keranjang bambu dan
dijaga agar buah tidak terluka atau cacat dan sortir berdasar ukuran, bentuk,
tingkat kemasakan dan buah yang cacat >20 cm
·
Lakukan pelayuan untuk menghentikan proses
respirasi yang terjadi dalam buah, mematikan sel-sel buah vanili tanpa
mengurangi aktifitas dan kadar enzim dalam buah. Proses pelayuan dengan
menggunakan alat perebus yang diisi air ¾ bagian dengan suhu antara 65-950 C
·
Lakukan pemeraman dalam kotak khusus yang
lengkap dengan tutup dan karung goni sebagai alasnya, utuk pembentukan aroma
selama + 48 jam
·
Lakukan pengeringan dengan cara dijemur di bawah
sinar matahari, dioven dan diangin-anginkan untuk mengurangi kadar air hingga
25-30%
·
Tempatkan buah vanili kering dalam kotak yang
dalamnya telah dilapisi kertas koran/karung plastik tipis dan simpan pada suhu
kamar, siap dikirim dan dijual
III.
PROSPEK PENGEMBANGANNYA
A.
KEGUNAAN
VANILI
Vanili
(Vanilla planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan
pengharum makanan. Nilai tambah terbesar dalam agroindustri vanili adalah
pengolahan dan pengeringan sampai menjadi buah vanili kering. Sebab peningkatan
harganya bisa mencapai enam setengah kali lipat dari harga vanili segar. Dengan
asumsi harga vanili segar (kadar air 80%) per kg. Rp 200.000,- dan harga vanili
kering (kadar air 35%) Rp 3.000.000,- maka tiap kg. vanili segar akan menjadi
sekitar 4,3 ons vanili kering. Biaya pemeraman dan pemrosesan vanili segar
sampai menjadi vanili kering tiap kilogramnya pasti hanya sebatas puluhan ribu
rupiah. Hingga nilai tambah yang akan diperoleh para petani dari agroindustri
pengeringan vanili, akan sangat tinggi.
Dalam kehidupan sehari-hari,
aroma vanilin digunakan untuk pewangi makanan dan minuman, farmasi, kosmetika
dan parfum. Industri makanan dan minuman, umumnya menggunakan ekstrak vanilin.
Industri farmasi menggunakannya dalam bentuk tincture sementara untuk parfum
berupa tincture dan absolute. Sebenarnya teknologi modern sudah berhasil
membuat vanilin sintetis dari bahan baku eugenol (minyak daun cengkih), dengan
cara mengubah jumlah dan bentuk rantai karbonnya. Namun konsumen dan kalangan
industri tetap lebih menyukai aroma vanilin asli dari polong buah vanili.
Itulah sebabnya apabila pasokan kurang, maka harga buah vanili kering akan
melambung sampai mencapai jutaan rupiah per kg. Dalam industri pangan vanili
digunakan sebagai flavoring agent pada produk makanan dan minuman seperti pada
es krim, minuman ringan, coklat, permen, puding, kue, dan minuman keras.
Sedangkan dalam industri non pangan vanili banyak digunakan sebagai bahan untuk
penambah wewangian (fragrance). Selain itu, vanili juga dapat dimanfaatkan
sebagai zat antimikroba untuk mencegah jamur dan kapang pada puree buah, serta
zat antioksidan pada makanan yang banyak mengandung komponen tak jenuh.
Kombinasi vanillin dengan 500 ppm asam askorbat pada pH 3 mampu mencegah pertumbuhan
mikroba alami dan kontaminan pure strawberry yang disimpan selama 60 hari pada
suhu ruang. (Cerutti et al., 1997). Dengan begitu luasnya kegunaan vanili dan
peningkatan ekspor vanili Indonesia, komoditi ini sebenarnya mempunyai prospek pengembangan
yang sangat cerah.
B.
NILAI
EKONOMI
Tanaman
vanili (Vanilla planifolia Andrews atau Vanilla fragrans), bukanlah tanaman
asli Indonesia. Secara historis, tanaman tahunan ini baru masuk ke Indonesia
pada tahun 1819. Namun demikian, tanaman vanili tumbuh lebih subur dan lebih
produktif di Indonesia yang beriklim tropis, dibandingkan dengan negara asalnya
(Mexico) dan negara produsen vanili lainnya. kualitas vanili Indonesia yang
dikenal dengan “Java Vanili” masih yang terbaik di Dunia. Hal ini didasarkan atas
kadar vanilinnya yang cukup tinggi, yakni sekitar 2,75 persen. Kadar tersebut
lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar vanili Madagaskar yang hanya
1,91-1,98 persen, Tahiti 1,55-2,02 persen, Mexico 1,89- 1,98 persen, dan Sri
Lanka 1,48 persen. Di tinjau dari perspektif spasial dan bisnis, maka Indonesia
unggul secara komparatif dibanding negara-negara produsen vanili lainnya di
dunia.
Secara umum, vanili bernilai
ekonomis tinggi dan fluktuasi harganya relative stabil jika dibandingkan dengan
tanaman perkebunan lainnya. Namun pada kenyataannya ironi, meskipun kualitas
vanili Indonesia menduduki posisi paling tinggi di Dunia, tetapi secara
kuantitas Indonesia baru bisa memasok sekitar 10 persen dari total kebutuhan
pasar dunia. Meskipun posisinya menduduki urutan ketiga di dunia, namun angka
pasokan tersebut masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan Madagaskar
yang mampu memasok sekitar 70 persen pasar dunia dan Comoro Island sekitar 12
persen.
C.
JALUR
PEMASARAN
Secara umum, jalur pemasaran vanili tidak
berbeda dengan komoditi pertanian lainnya. Di pemasaran dalam negeri, produsen
menjual produk ke pedagang pengumpul atau agen eksportir. Barulah kemudian
produk tersebut sampai ke tangan eksportir. Seperti telah disebutkan
sebelumnya, sebagian besar tujuan perdagangan vanili adalah untuk ekspor. Pada
prakteknya, keadaan pasar sering dipengaruhi oleh orang yang pertama kali
melakukan proses transaksi. Terdapat beberapa situasi pemasaran yang terjadi,
yaitu:
1. Pihak
petani langsung menjual produk ke tengkulak/pedagang perantara, atau agen
eksportir. Dalam hal ini, petani memiliki posisi tawar yang lemah, harga lebih
banyak dipengaruhi oleh pembeli.
2. Pihak
pembeli yang mencari petani. Pada situasi ini, petani dapat memperoleh harga
yang relatif lebih baik. Hal ini seringkali terjadi jika komoditi ini sedang
mempunyai harga yang tinggi, terbukti dengan adanya pemesanan dengan uang muka
terlebih dahulu oleh pembeli kepada petani sementara vanili belum dipanen.
Posisi Indonesia sebagai
eksportir vanili dunia terus turun. Pada tahun 2008, Indonesia masih menjadi
produsen vanili dunia nomor dua setelah Madagaskar. Pada tahun 2009, posisi
Indonesia sudah terdepak dari lima besar produsen dunia. Indonesia sebenarnya
sangat berpotensi menjadi produsen vanili dunia kelas atas. Tata niaga vanili
juga perlu diiringi pola kemitraan untuk menjaga kualitas. Beberapa tahun lalu,
vanili Indonesia yang bermutu rendah ditolak negara-negara maju. Untuk jalur
pemasaran luar negeri ada beberapa pihak yang mungkin terlibat, yaitu agen
eksportir, prosesor, tengkulak, dan pedagang. Jalur perdagangan vanili dapat
digambarkan pada Gambar 1. Pemasaran tersebut juga dapat menjadi lebih pendek.
Petani menjual vanili kepada pedagang pengumpul atau pedagang besar dan kedua
jenis pedagang tersebut langsung menjualnya pada eksportir, seperti ditunjukkan
pada Gambar dibawah ini.
Gambar 1. Jalur Pemasaran Perkebunan Vanili
Daerah-daerah
penghasil vanili antara lain :
1. Ambarawa : Jawa Tengah
2. Temanggung : Jawa Tengah
3. Wonosobo : Jawa Tengah
Selain itu, banyak
juga terdapat di daerah Jawa Timur, Lampung, NTB, DI Yogyakarta,dan Sulawesi
Selatan.
D.
ASPEK
PEMASARAN
1. Harga
Pada aspek pemasaran komoditi
vanili ini akan dibahas tentang kondisi harga jual di tingkat petani dan
pedagang pengumpulnya serta jalur pemasaran yang terjadi secara umum di
Indonesia. Harga buah vanili yang diperdagangkan sangat bergantung pada
kualitas atau tingkat mutu buah vanilinya. Umumnya di tingkat petani, vanili
dijual dalam kondisi buah segar. Adapun jalur pemasaran buah vanili dimulai
oleh masing-masing petani ke pedagang pengumpul atau langsung ke pedagang besar
yang mempunyai kontak langsung dengan pembeli di luar negeri. Namun, pada
umumnya jalur penjualan ke pedagang pengumpul relatif lebih banyak dilakukan
oleh petani vanili.
a. Harga
vanili di pasar internasional
Harga vanili di
pasaran sangat ditentukan oleh tingkat kualitas buah vanili yang dijual.
Umumnya perdagangan buah vanili di tingkat petani dilakukan dalam kondisi buah
vanili segar (basah), sehingga tingkat harga yang terjadi merupakan harga yang
paling rendah. Perbedaan harga antara harga vanili basah dan vanili kering di
lokasi cukup tinggi dengan perbandingan yaitu sebesar 1 : 5. Tinggi atau
rendahnya harga vanili ditingkat petani ini sangat dipengaruhi oleh tingkat
harga yang ada di pasaran dunia, semakin tinggi harga di pasaran dunia, semakin
tinggi pula harga vanili di tingkat petani, demikian juga sebaliknya. Oleh
karena itu, fluktuasi harga vanili di tingkat petani sangat ditentukan oleh
fluktuasi harga vanili dunia. harga buah vanili segar mengalami fluktuasi yang
sangat tinggi, pada periode tahun 2002-2003 mengalami tingkat harga yang sangat
tinggi yaitu Rp 200.000 per kg vanili basah dan untuk tahun 2005 mengalami
harga yang sangat rendah yaitu Rp 20.000 per kg vanili basah.
Terjadinya harga yang tinggi pada
waktu itu (tahun 2002 - 2003) disebabkan oleh adanya kegagalan panen akibat
taufan di Madagaskar dan tingginya permintaan vanili pada saat itu. Sedangkan
rendahnya harga jual vanili saat ini (tahun 2005-sekarang) disebabkan oleh
tingginya pasokan vanili dunia dari Madagaskar dan rendahnya nilai jual yang
ditawarkan oleh pemasok dari negara itu.
Tingkat harga impor vanili dengan
tingkat mutu I selama periode 1999 - 2001 di negara pengimpor utama komoditi
ini menunjukkan adanya peningkatan yang cukup tinggi. Informasi harga impor
vanili mutu I di Amerika Serikat, Prancis dan Jerman dapat dilihat pada Tabel
1.
Tabel 1. Harga Impor Vanili Mutu I (US$/kg) Tahun 1999-2001
Negara
pengimpor
|
Tahun
|
||
1999
|
2000
|
2001
|
|
Amerika serikat
|
21
|
34
|
87
|
Prancis
|
27
|
41
|
86
|
Jerman
|
27
|
36
|
102
|
Rata-rata
|
24
|
37
|
92
|
Sumber: Jurnal Fruitrop, Januari
2003.
b. Harga
Vanili di Pasar Domestik
Harga
vanili Indonesia di pasar domestik maupun pasar internasional kini hancur,
karena kualitasnya tidak terjaga dengan baik. Harga vanili saat ini berada pada
titik terendah antara Rp50 ribu hingga Rp150 ribu per kilogram. Padahal harga
sebelumnya mampu menembus Rp300 ribu hingga Rp500 ribu per kilogram. Harga vanili
Indonesia jatuh karena dipengaruhi kualitas produk yang rendah akibat saat
dipanen vanili belum matang.
E.
PERMINTAAN
VANILI
Perkebunan vanili memiliki
hasil utama berupa buah vanili sebagai bahan baku pembuatan vanila. Selama ini,
Indonesia memenuhi permintaan pasar dunia vanili berupa buah vanili utuh kering
(whole vanilla) dan buah vanili bentuk lain (other vanilla). Berdasarkan data
ekspor selama ini, buah vanili kering Indonesia banyak dikirim ke Amerika
Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Swiss. Umumnya petani menjual dalam bentuk buah
vanili segar, sedangkan buah vanili kering diolah oleh pedagang pengumpul.
Pedagang pengumpul menentukan tingkat mutu dan benih buah vanili kering yang
dikirim ke eksportir.
Berdasarkan data permintaan
dunia akan vanili yang telah dikumpulkan oleh Agribusiness Development Centre
(2000) jumlah kebutuhan dunia sebesar 2.500 sampai 3.000 ton vanili kering per
tahun dengan perincian kebutuhan vanili untuk Amerika Serikat sebesar 1.500 - 2.000
ton per tahun, Canada sebesar 150 - 200 ton per tahun, Uni Eropa (Prancis,
Jerman, dan lainnya) sebesar 700 - 800 ton per tahun, Jepang sebesar 50 - 80
ton per tahun, Swiss sebesar 35 - 55 ton per tahun, dan Australia 10 - 20 ton
per tahun.
Berdasarkan volume ekspor
vanili selama 10 tahun terakhir, Indonesia rata-rata mengekspor sebanyak 2.315
ton dengan nilai sebesar US$ 17.367 ribu. Perkembangan rata-rata volume ekspor
selama 10 tahun terakhir sebesar 140 % untuk kenaikan volume, dan 15% untuk kenaikan
nilai ekspor. Gambaran lengkap besarnya ekspor vanili Indonesia selama 10 tahun
terakhir dapat dilihat pada dan Tabel 3
Adanya perbedaan yang sangat
mencolok antara besarnya kebutuhan dunia dan kenyataan volume ekspor Indonesia
pada 2 tahun terakhir menunjukkan bahwa kebutuhan dunia atau pasar dunia untuk
komoditi vanili mengalami perluasan atau peningkatan. Dengan mencermati data
tujuan ekspor vanili Indonesia yang mengalami peningkatan sangat drastis pada
dua tahun terakhir, ternyata ada pasar baru selain pasar tradisional (Amerika
Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Swiss) yang sangat besar nilai ekspornya yaitu
ke Cina. Besarnya ekspor selama dua tahun terakhir itu, ialah sebesar 3.000 ton
pada tahun 2002 dan 6.000 ton pada tahun 2003.
Permintaan dalam negeri akan vanili khususnya dalam bentuk vanillin masih dipenuhi dari pasar impor karena Indonesia belum memiliki industri vanillin. Selain sebagai pengekspor vanili, Indonesia untuk keperluan tertentu masih juga melakukan impor buah vanili kering. Selama lima tahun terakhir jumlah rata-rata buah vanili yang diimpor sebanyak 767 ton dengan nilai US$1.810.000 dengan perkembangan volume impor rata-rata pertahun sebesar 251%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Permintaan dalam negeri akan vanili khususnya dalam bentuk vanillin masih dipenuhi dari pasar impor karena Indonesia belum memiliki industri vanillin. Selain sebagai pengekspor vanili, Indonesia untuk keperluan tertentu masih juga melakukan impor buah vanili kering. Selama lima tahun terakhir jumlah rata-rata buah vanili yang diimpor sebanyak 767 ton dengan nilai US$1.810.000 dengan perkembangan volume impor rata-rata pertahun sebesar 251%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel. Volume, Nilai, dan Perkembangan Ekspor Vanili Indonesia Tahun 1994 - 2003
Tahun
|
Volume(ton)
|
Nilai(US$)
|
Perkembngan(%)
|
Volume nilai
|
1994
|
629
|
22,494
|
-
|
-
|
1995
|
632
|
17.452
|
0,48
|
(22,41)
|
1996
|
539
|
12.726
|
(14,72)
|
(27,8)
|
1997
|
507
|
9.145
|
(5,94)
|
(28,14)
|
1998
|
729
|
8.764
|
43,79
|
(4,17)
|
1999
|
339
|
5.497
|
(53,50)
|
(37,28)
|
2000
|
350
|
8.503
|
3,24
|
54,68
|
2001
|
468
|
19.309
|
33,71
|
127,08
|
2002
|
6.598
|
47.122
|
1.309,83
|
144,04
|
2003
|
12.363
|
22.660
|
87,37
|
(51,91)
|
Rata-rata
|
2.315
|
17.367
|
140
|
15
|
Sumber : Direktorat
Jenderal Bina Produksi Perkebunan (2003) dan
Statistik Ekspor Indonesia (2004)
A.
KESIMPULAN
1. Dengan
memendekkan saluran pemasaran dapat meningkatkan harga vanili untuk petani.
2. Harga
jual vanili untuk pasar domestic dan interasional, bergantung pada kualitas
vanilli yang dihasilkan. Dan memiliki variasi yang berbeda diantara keduanya.
3. Tanaman
vanili, digunakan pada industry pangan dan non pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005.Harga Vanili Indonesia Hancur, http://www.kapanlagi.com,
Akses Tanggal 27 April 2010, Makassar.
2006. Peluang Vanili Indonesia di Pasar Vanili
Dunia Masih Terbuka, http://www.kadin-indonesia.or.id, Akses Tanggal 21 juni
2012, Makassar.
2008.Pengolahan dan Pengeringan Buah Vanili, http://foragri.blogsome.com.
Akses Tanggal 28 Maret 2010, Makassar.
2010a.Vanili, http://www.wikipedia.org , Akses
Tanggal 21 juni 2012, Makassar.
2010b, Perkebunan Vanili, http://www.bi.go.id/web, Akses
Tanggal 21 juni 2012, Makassar.
2010c, Pertanian dan Perkebunan Indonesia,
http://www.wikipedia.org, Akses Tanggal 21 juni 2012, Makassar.
mas kalo mau jual vanili gmn?bisa kah anda carikan market untuk kami?trmksh
BalasHapusBerpa banyak stok yg anda punya??n daerah mana tlg infox.
HapusKasihan, php 3 tahun.. :(
Hapusehemmm,mas tolong di posting ya data tahun 2006-2011...makasih sbelumnya
BalasHapusHalo, Kami tengah mencari mitra petani/ pemasok yang bisa memasok buah vanilla basah/ hijau kepada Kami di pulau Jawa, informasi silahkan via email ke agusramadas@yahoo.co.id
BalasHapus